6 Kesalahan Saat Diet yang Bikin Berat Badan Tak Turun-Turun
Daftar Isi
Pernahkah kamu merasa sudah kurangi makan dan olahraga mati-matian tapi berat badan tak kunjung turun? Saya mengalami itu. Sejak melahirkan sampai detik ini, anak sudah usia 6 tahun, berat badan masih terpantau setia 10 kg plus dari berat badan awal menikah.
Setelah beberapa kali berusaha untuk menurunkan berat badan, namun tak ada hasil yang signifikan, saya mulai belajar dari video-video para ahli, seperti konten para personal trainer, konten dari dokter ahli gizi, sampai biochemist. Ternyata ada beberapa kesalahan yang saya lakukan dalam upaya menurunakan berat badan.
Tidak Menghitung Kalori
Pertama-tama, kita perlu mengetahui kebutuhan kalori harian kita dengan kalkulator TDEE. Setelah mengetahui kebutuhan kalori harian, sebaiknya kita makan minimal sebesar Basal Metabolic Rate (BMR).
Jangan kurang dari itu, karena kalori BMR adalah kalori minimal yang dibutuhkan organ-organ tubuh kita untuk bekerja. Jika kurang dari BMR, lama-kelamaan tentunya akan merusak fungsi organ tubuh kita.
Kesalahan pertama yang saya lakukan adalah, saya tidak menghitung kalori makanan yang masuk ke tubuh. Yang penting mengurangi jumlah makanan saja, tanpa memperhatikan berapa besar kalorinya dan nutrisinya.
Yang terjadi akhirnya saya merasa lapar dan tersiksa. Hingga pada suatu waktu, tubuh seperti memberikan signal untuk makan lebih banyak dan pada akhirnya berat badan saya dengan cepat naik kembali.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghitung dengan baik kalori dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita, terutama kebutuhan protein. Ada dua aplikasi yang saya rekomendasikan untuk menghitung kalori makanan, yaitu fatsecret dan Lifesum.
Saat ini saya sedang memakai Lifesum, karena saya dapat dengan mudah melihat kebutuhan nutrisi makro seperti protein, karbohidrat dan lemak. Selain itu Lifesum juga bisa dihubungkan dengan alat lain yang kita punya seperti smartband atau aplikasi kesehatan lainnya di smartphone.
Pola Makan yang Salah
Awalnya demi turun berat badan, saya memutuskan untuk sarapan oatmeal atau smoothies. Ternyata itu adalah kesalahan. Menurut Jessie Inchauspé seorang biochemist, makan makanan manis dan karbohidrat saat perut kosong dapat memicu rasa lapar terus menerus.
Hal itu disebabkan karena gula di dalam makanan manis dan karbohidrat akan dengan mudah dipecah di dalam tubuh, sehingga beberapa jam kemudian otak akan memberikan signal lapar. Untuk itu, usahakan di pagi hari, makan makanan yang gurih daripada makanan manis.
Sebelum makan besar, makanlah serat terlebih dahulu, baru kemudian protein dan karbohidrat. Boleh makan makanan manis setelah makan besar. Semua hal tentang mengakali kenaikan gula darah ini sudah saya tulis dalam artikel “Glucose Hack! Insya Allah Solusi bagi Penderita PCOS”
Meremehkan Intermittent Fasting
Yup, jangan meremehkan intermitten fasting. Kalo kata Yulia Baltchun seorang diet educator, intermittent fasting itu ibarat katalisator dalam penurunan berat badan. Ia mempercepat proses penurunan berat badan yang sedang kita jalani.
Ada berbagai macam metode interminttent fasting, yang saya pakai adalah metode jendela makan 16:8. Artinya selama 16 jam saya berpuasa, dan 8 jam berbuka. Sebenarnya jendela makan intermittent fasting tak selalu 16:8, ada yang menggunakan 14:10, ada juga 18:6, bisa disesuaikan dengan kemampuanmu.
Tidak Banyak Bergerak
Olahraga hanya sebagian kecil dari gerakan yang kita lakukan selama 24 jam. Jika kita pikir sudah membakar lemak selama 30 menit berolahraga, sisanya hanya duduk dan tiduran saja, maka kita salah besar.
Gunakan energi di dalam tubuh dengan banyak aktifitas. Kita bisa menargetkan 6.000-10.000 langkah sehari. Olahraga minimal 10-30 menit setiap hari untuk pembakaran energi yang lebih intens, dan untuk melatih kekuatan otot. Karena jika otot terbentuk, tubuh akan lebih banyak membakar energi.
Tidak Menyusun Target dan Reward
Sangat diperlukan rencana penurunan berat badan dengan realistis. Dalam aplikasi Lifesume, kita kan ditargetkan untuk kehilangan 500gr dalam satu minggu. Jadi, normalnya penurunan berat badan dalam dua minggu adalah satu kilogram.
Dengan menyusun target, kita bisa melihat progres penurunan berat badan dari minggu ke minggu. Kita juga bisa memberikan reward untuk diri sendiri pada setiap pencapaian agar lebih semangat menjalani program penurunan berat badan.
Kurang Istirahat
Ternyata, tidur yang cukup juga sangat mempengaruhi proses penurunan berat badan yang kita jalani. Kata dokter Tirta, tidur yang baik itu membantu tubuh untuk meregenerasi sel-sel dengan baik. Apalagi jika kita berolahraga keras, tubuh butuh waktu untuk istirahat yang cukup.
Tidur yang baik juga membantu meningkatkan metabolisme tubuh dengan baik. Jadi, hindari begadang yang tidak perlu ya! Tubuh butuh istirahat yang cukup untuk proses diet yang baik.
Gimana? Apakah ada salah satu kesalahanmu di atas? atau bahkan semuanya kesalahan di atas masih kamu lakukan? Yuk pelan-pelan perbaiki diri. Jangan lupa untuk tetap konsisten!