Cerita Tentang Anak: Hidup Bersama Bayi 0 – 1 Bulan
Selamat atas kelahiran putra/putrinya. Semoga menjadi anak yang sholeh/sholehah. Selamat begadang yaa…
Ucapan selamat yang terakhir itu bikin saya mikir, Emang beneran ya, kalau punya bayi musti begadang? Seberat apa sih begadangnya? Ah, palingan bangun bentar terus tidur lagi, itu mah biasa.
Sama sekali nggak membayangkan yang sulit-sulit ketika bayi saya lahir. Saya pikir saya akan menjadi ibu muda yang sangat bahagia menjalani hari-hari dengan bayi lucu. Pada kenyataannya, kehidupan ibu muda dengan anak pertama, jauh dari orang tua dan mertua tak selucu yang dibayangkan.
Sering Begadang
Hari-hari pertama bersama bayi umur dua minggu setelah orang tua pergi itu sangat menguras tenaga dan emosi. Gimana enggak? Kita (saya maksudnya, suami tetep ngorok meski si bayi nangis deket telinga) yang awalnya bisa tidur nyenyak semalaman tiba-tiba harus begadang. Begadang semalaman bukan cuma bangun terus tidur lagi! Belum lagi harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, bersih-bersih, loundry baju, dan lain sebagainya. Meskipun suami bantu mengerjaan rumah, tapi stress itu masih tetap ada. Maklumlah ya, masih belajar jadi ibu.
Bayi pun begitu, masih belajar mengenal dunia. Bayi di bawah usia 1 bulan masih melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya. Dia belum bisa membedakan siang dan malam. Ditambah lagi perutnya yang masih kecil menyebabkan dia sering bangun karena lapar. Terutama bayi yang minum ASI, dia akan lebih sering bangun karena ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula.
Selama masa- masa begadang, saya tidak pernah menyusui sambil tiduran. Takut nanti saya ketiduran dan menindih si kecil. Usia-usia segini perlu ekstra hati-hati, harus tetap terjaga agar bayi tidak tertutup saluran nafasnya saat sedang menyusu. Saya sering mengalami leher kaku karena sering menunduk, memeriksa si bayi aman atau tidak jalan nafasnya.
Pernah di suatu hari saya sudah di titik lelah. Sudah capek begadang, seperti tidak akan pernah berakhir. Saking lelahnya saya sampai nangis. huhu… drama emak-emak newbe.
Ternyata punya anak itu lelahnya minta ampun. Tapi herannya, meski lelah malah bikin saya semakin giat cari cara agar anak saya bisa tidur nyenyak, jadi orang tuanya pun bisa tidur nyenyak.
Saat malam tiba saya redupkan lampu kamar. Saya bunyikan white sound. Tapi apa daya, itu juga nggak berhasil. Ya sudahlah, mungkin satu-satunya jalan sampai dia besar ya cuma begadang sambil menyusui.
Katanya setiap bayi berbeda-beda ya? Ada yang tenang, ada yang sedikit-sedikit bangun seperti anak saya. Banyak faktor yang bisa menyebabkan anak nggak tenang tidurnya. Kalau anak saya mungkin karena dia merasa lapar, ASI saya belum lancar waktu itu. Sempet ingin nyerah, mau pakai susu formula saja. Tapi Alhamdulillah banyak yang menguatkan saya. Mendengar cerita dari pengalaman teman-teman para pejuang ASI eksklusif, diyakinkan oleh suami, plus banyak mencari informasi tentang ASI Eksklusif.
Sering Mengalami Hidung Tersumbat
Pada usia 0-1 bulan bayi saya juga sering mengalami ganguan pernafasan, yaitu hidung mampet. Katanya itu hal biasa, karena organ pernafasan bayi belum sempurna. Untuk mengatasinya biasanya saya kasih minyak telon dadanya dan hidungnya sambil melakukan pijatan ringan (caranya mampir ke sini). Kalau parah saya uapin dengan air dicampur minyak kayu putih. Semakin tua usia bayi, gangguan pernafasan itu akan hilang dengan sendirinya.
Memang kadang nggak tega ngelihat bayi menangis karena susah bernafas. Kadang juga suka terganggu tidurnya. Tapi selama dia masih doyan minum ASI, badan nggak demam dan nangisnya juga keras, saya nggak khawatir. Saya terus mengupayakan agar dia terus minum ASI sebanyak-banyaknya.
Copot Tali Pusar
Sejak pulang dari rumah sakit, saya sudah memandikan bayi sendiri. Saya belajar dari mbak perawat yang memandikan anak saya, selain itu juga belajar dari youtube.
Kata dokter tali pusarnya tidak usah diapa-apakan. Biarkan begitu sampai dia copot sendiri. Jangan diberi obat apa pun. Hanya mengganti perbannya saja kalau basah.
Waktu anak saya usia 2 minggu, malam itu anak saya menangis terus tak seperti biasanya. Pagi-paginya saya menemukan jepitan tali pusarnya sudah ada di lantai. Ternyata anak saya nangis karena mau copot tali pusar. Sepertinya di merasa kesakitan.
Waktu dibawa ke dokter untuk kontrol lanjutan pasca melahirkan, dokter bilang pusar anak saya bernanah, jadi harus di beri albotil kalau nanah itu tidak sembuh dalam waktu satu minggu, takutnya nanti tumbuh keluar dan merah. Kalau sudah begitu tak ada jalan lain selain dipotong. Alhamdulillah seminggu kemudian ternyata lukanya sembuh dengan sendirinya.
Kuning
Oya, bayi saya juga kuning pasca dilahirkan. Mungkin karena ASI saya belum lancar, jadi dia kurang cairan. Sampai umur sebulan masih kuning. Tapi saya tetap berusaha memberikan ASI dan rajin menjemurnya. Alhamdulillah akhirnya kuningnya menghilang.
Nah, itu semua yang saya alami selama mengurus anak pertama. Buat para mama baru, tetep semangat karena semua akan lebih mudah pada waktunya… hehe. tunggu update post selanjutnya, cerita saya saat anak saya berumur 2-5 bulan. 😀