Film

Godzilla Minus One, Nonton di Netflix dengan Mata Minus

Godzilla minus one, film yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga di Netflix. Setelah heboh berseliweran pujian tentang film ini, baik dari kritikus maupun orang awam, bahwa film ini epic banget sampai mendapatkan piala Oscar 2024.

Sebelumnya kami sudah menonton Godzilla x Kong the New Empire di bioskop, bisa langsung baca juga ulasannya di blog ini ya. Sebagai orang awam, bukan kritikus film, saya ingin memberikan penilaian berdasarkan kaca mata saya yang minus ini, kiri minus 1,25 kanan minus 1,75 mungkin lebih (just in case kalian penasaran. wkwkw)

Setting Jadul Masa Perang Dunia Ke-2

Sebelum menonton film ini, saya sama sekali belum terpapar oleh spoiler-spoiler. Bahkan wajah-wajah pemainnya pun saya tak tau. Posternya juga lihat sekelebat ketika suami menunjukkan hanya ada godzilla di sana tanpa menggambarkan apapun. Saya juga tidak menonton trillernya.

Jadi saya benar-benar tidak tau bahwa film ini menggunakan setting waktu jadul di masa perang dunia II. Jujur, saya pun tak kenal para pemainnya, karena ini merupakan film Jepang, bukan bagian dari film MonsterVerse ciptaan hollywood.

Godzilla Minus One ceritanya bisa dibilang komplit, mulai dari kengerian serangan kaiju, drama persahabatan, hingga drama keluarga. Berbeda dengan Godzilla ciptaan hollywood yang menempatkan Godzilla sebagai penyelamat dunia, di film ini Godzilla benar-benar perusak yang berbahaya bagi umat manusia.

Alur Cerita dengan Drama Para Manusia

Alur cerita mengalir maju, dimulai dari seorang pilot pesawat tempur Shikishima, yang terlalu pengecut untuk menyelamatkan teman-temannya dari serangan Godzilla. Sementara Jepang yang sedang mengalami titik nol akibat perang dunia ke dua, semakin hancur dengan kehadiran Godzilla. Maka mau tidak mau mereka harus menemukan cara dengan sumberdaya yang ada, untuk melenyapkan godzilla yang ganas dan tak terkalahkan.

Klimaks cerita semakin terasa ketika Godzilla mulai menyerang kota, sedangkan manusia-manusia ini seakan tak berdaya dengan serangan raksasa tersebut, apalagi serangan tembakan radiasi dari mulutnya yang tak terhindarkan. Belum lagi kemampuannya untuk recovery saat terluka.

Shikishima yang masih belum melupakan penyesalan mendalamnya terhadap teman dan keluarganya, akhirnya ikut bergabung dalam misi pemusnahan Godzilla. Misi gila yang terlihat tidak mungkin akan berhasil, hanya kemusnahan manusia yang terlihat di depan mata.

Menikmati Visual Effect dari Angle yang Berbeda

Sudah biasa melihat godzilla berada di tengah kota dan menghancurkan gedung-gedung tinggi. Hal yang selalu saya pertanyakan, bagaimana nasib orang-orang di dalam gedung itu? Apa tidak ada manusia di bawah raksasa mengamuk itu?

Nah, di film Godzilla Minus One ini saya melihat si raksasa dari sisi yang berbeda. Akhirnya bisa melihat dari sisi manusianya. Orang berlarian di tengah jalan, sedangkan jalanan merekah akibat terinjak godzilla. Manusia di atas gedung yang runtuh, kendaraan terlempar-lempar, manusia berteriak di dalam kereta yang diangkat Godzilla, dan lain sebagainya.

Kengerian itu terasa setiap kali godzilla muncul, baik di darat maupun di laut. Tak heran jika visual efek yang keren ini diganjar piala oscar.

Pengembangan Karakter yang Mengabulkan Harapan Penonton

Jika ada tokoh yang pengecut, kamu ingin dia mati saja atau tetap hidup? Tidak hanya pengecut dalam persahabatan, dia juga pengecut dalam percintaan. Males banget kan? Mati saja orang ini.

Rasa kesal terhadap tokoh utama dapat saya rasakan, namun disamping itu saya juga merasakan betapa kacaunya keadaan mentalnya. Tokoh pendukung lainnya Noriko wanita pencuri yang tiba-tiba menjadi ibu, Akiko gadis kecil yang pandai membuat iba, teman-teman yang peduli terhadap tokoh utama, dan lain sebagainya.

Saya kira, semua pengembangan karakter yang ada, mampu mengabulkan harapan penonton akibat perasaan sedih dan takut yang tersampaikan oleh setiap tokoh.

Kesimpulan

Demikian review tentang film Godzilla minus one dari kacamata saya yang minus ini. Menurut saya film ini sangat aman ditonton oleh anak-anak. Tak ada adegan percintaan dan adegan kekerasan di dalamnya.

Oya, jika ada yang bertanya-tanya seperti saya, mengapa judulnya Godzilla Minus One? Karena Godzilla datang saat Jepang sedang berada di titik nol akibat perang dunia. Kedatangannya membuat keadaan semakin memburuk alias minus one.

Pesan yang dapat saya petik dari film ini adalah, teruslah berjuang, lakukan yang terbaik jangan sampai menyesal di kemudian hari. Anyway, Good Job deh untuk Takashi Yamazaki, dan selamat untuk piala oscar pertamanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *