
Merayakan Hari Purna Tugas Ayah di Watu Dodol Hotel & Restaurant
Daftar Isi
September tahun ini Ayah saya resmi purna tugas. Lebih dari 30 tahun sudah beliau mengabdi menjadi seorang guru SD. Mulai dari guru muda yang ditugaskan di daerah pelosok di tahun 90an, hingga di tahun 2023, ayah menghakhiri jabatannya sebagai kepala sekolah SD senter.
Masih saya ingat, dahulu guru tak sesejahtera sekarang. Bahkan untuk sekedar makan telur pun keluarga kami berpikir keras. Kendaraan yang kami gunakan adalah bebek merah bekas yang sering mogok karena mesinnya kepanasan. Baru ketika saya masuk SMP, untuk pertama kalinya Ayah membeli sepeda motor atas namanya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, pemerintahan pun berubah, kurikulum berganti-ganti, gaji guru pun berganti. Ketika guru yang terkenal dengan julukan “pahlawan tanpa tanda jasa”, kini jasa guru mulai dihargai. Taraf hidup guru akhirnya naik. Dahulu, siapa pun yang ingin menjadi guru harus siap miskin untuk mengabdi. Karenanya, banyak yang enggan menjadi guru. Sekarang? Siapa yang tak mau menjadi guru? Siapa yang tak bangga jika punya calon menantu guru?
Meski sempat mengalami masa-masa sulit menjadi seorang guru, Ayah tak pernah mengeluh. Dari beliau saya mempelajari arti kesabaran dan ketulusan. Ayahku idolaku. Bahkan ketika mencari calon suami, saya ingin yang seperti Ayah. Yang humoris, yang segala bisa dengan keterbatasan, yang mau membantu segala pekerjaan rumah.
Jujur, entah mengapa kesedihan menyergap saya ketika saya menyadari bahwa sudah tiba saatnya Ayah untuk purna tugas. Ada penolakan di hati, “perasaan ayah nggak setua itu?” Disisi lain saya juga kawatir ayah akan stress ketika mengalami perubahan dari aktifitas biasanya.
Maka dari itu, untuk membuang semua kekawatiran itu, saya mengajak ayah dan saudara lainnya untuk berlibur bersama. Kami memilih untuk staycation di Banyuwangi. Melalui postingan di instagram, kami menemukan sebuah penginapan di pinggir pantai, yaitu Watu Dodol Hotel & Restaurant.
Watu Dodol Hotel & Restaurant
Penginapan ini adalah hotel bintang tiga. Dari luar terlihat biasa saja. Saat kami tiba, yang kami soroti adalah lahan parkirnya yang tak luas dan tak ramai pengunjung. Tapi setelah masuk, baru kami mengerti bahwa kamar di hotel ini memang tak banyak.
Setelah masuk, kami disambut oleh welcome drink dan pemandangan kolam renang yang langsung menghadap ke selat Bali. MasyaAllah indahnya.
Kamar dan Pemandangannya
Kami memesan kamar yang langsung menghadap pantai. Untuk harga kamar 500 ribuan, ini berasa resort pribadi. Karena teras kamar langsung berhadapan dengan laut. Tak ada orang yang berlalu lalang.
Tidak ada yang istimewa dengan keadaan kamar kecuali kamar mandinya yang luas. Kamar mandi dibagi tiga area, yaitu area shower, area wastafel dan area menjemur pakaian.
Kamar yang kami tempati adalah dua kamar dengan conecting door. Kamar ini cocok untuk keluarga, satu kamar dengan kasur queen size dan yang lainnya dengan dua single bed. Kasur yang lebih besar bisa untuk orang tuanya, sedangkan kasur-kasur kecil untuk anak-anak.
Satu hal yang sangat di sayangkan, kaca-kaca kamar tidak dilap dengan bersih sehingga mengganggu pemandangan dari dalam kamar. Nuansa kamar ini terasa jadul, dengan model kusen jendela segi empat dan pintu kamar kayu ukiran. Tersedia juga kulkas satu pintu yang besar dan terlihat usang. Hal ini membuat ambiens nya terasa seperti tradisional Bali.
Kami tak mengalami masalah apa pun selama menempati kamar ini. Pelayanan juga baik, mereka sigap datang ke kamar ketika kami membutuhkan sesuatu.
Kolam renang yang bersih dan sepi, serasa milik pribadi. Jam 15.00 WIB ketika kami sampai, kami langsung berenang. Malam harinya, kami bercengkerama dengan keluarga di taman depan kamar, sambil menikmati deburan ombak dan angin laut. Kapal feri berlayar di hadapan kami. Pulau bali terlihat jelas. Pagi harinya kami semua keluar kamar untuk mengabadikan sunrise. Anak-anak puas bermain pasir. Sungguh indah dan damai rasanya.
Makanan di Watu Dodol Hotel & Restaurant
Malam hari kami memesan makanan ke resto dan meminta untuk makanannya diantar ke gazebo dekat pantai. Sayangnya, kami kurang puas dengan hidangannya. Mulai dari ayam yang sudah dingin, menu ikan laut yang juga biasa saja rasanya, dan pesanan yang lama datangnya.
Kekecewaan kami tentang makanan masih belum berakhir ketiga kami bersiap untuk sarapan. Sarapan yang seharusnya disediakan hotel, banyak yang habis ketika kami tiba. Padahal masih jam delapan pagi. Memang sih diisi kembali, tapi lumayan membuat kami menunggu lama. Jenis maknannya sangat sedikit, meskipun kalau masalah ini bisa kami maklumi lah ya untuk sekelas hotel bintang tiga.
Kesimpulan
Selain soal makanan dan sedikit komplain tentang kebersihan kamar, kami merasa sangat puas dengan fasilitas Watu Dodol Hotel & Restauran ini. Buat kami, pemandangan di hotel ini adalah pemandangan mahal.
Satu hal lagi yang mahal adalah momen kebersamaan keluarga. Kekawatiran saya tentang ayah hilang, ketika melihat wajah ayah yang berseri-seri saat berkumpul bersama anak dan menantu, serta menemanin cucunya bermain.
Semoga liburan ini bisa menjadi awal baru yang indah untuk semuanya. Terutama untuk Ayah yang akan memulai rencana-rencana hidup di masa pensiunnya. Sehat selalu Ayah.
Watu Dodol Hotel & Restaurant
Jl. Raya Situbondo No.km 14, Gumukremuk, Ketapang, Kec. Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68455
Harga 527k / malam. Untuk request kamar menghadap pantai via whatsapp

