Pada hari Minggu 7 Oktober kemarin, saya berkesempatan hadir di Graha Mediaka Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dalam acara Ceramah Ilmiah Populer “ASI dan MPASI yang Tepat untuk Generasi Genius”. Sebagai ibu muda beranak satu yang sering galau tentang per-MPASI-an, saya sangat happy ada acara beginian di Malang. Apalagi Aisyah sudah menginjak 8 bulan, banyak masalah yang saya hadapi, seperti bagaimana tekstur yang tepat ketika menginjak usia 8 bulan, apa yang harus saya lakukan bila anak melakukan aksi Gerakan tutup mulut, bagaimana mengatur jadwal makannya, bagaimana bila anak bosan dengan makanan yang disajikan dan lain sebagainya.
Pembicara dalam acara ini adalah orang-orang yang sangat kompeten di bidangnya, mereka adalah dr. Brigita Ida Resi R. V. Corebima Sp.A(K), M.Kes yang akan berbicara tentang ASI dan dr. Anik Puryatni Sp.A(K) yang akan membahas tentang MPASI. Dalam postingan ini saya akan membahas dari apa yang saya dapatkan, bersumber dari paparan dua narasumber tersebut ditampah dengan pengalaman juga pengetahuan yang saya miliki. Mulai dari yang pertama tentang ASI.
Kiat Sukses Menyusui dan Mengatasi Problematikanya
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi mulai dari awal kelahiran sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan sampai dengan 2 tahun. Imunitas adalah komposisi yang terpenting di dalam ASI dan tidak akan didapatkan di dalam susu formula.
Sebenarnya, yang ingin ditekankan dalam pemberian ASI tidak hanya ASI-nya, namun juga prosesnya. Dalam bahasa Inggris, pemberian ASI disebut dengan
breast feeding, yang artinya memberi makan bayi langsung dari payudara ibu. Dalam proses pemberian ASI tersebut terdapat ikatan psikologis antara ibu dan anak yang juga berpengaruh pada pertumbuhan psikis dan kognitifnya.
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayi, namun juga untuk sang Ibu. Maka dari itulah, sangat penting bagi ibu untuk mengetahui bagaimana cara memberikan ASI yang benar pada bayi agar manfaat dari breast feeding ini bisa optimal.
Posisi Menyusui yang Benar:
1. Puting tidak sakit
2. Pipi bayi terlihat penuh
3. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
4. Dada bayi berhadapan dengan dada ibu
5. Menghisap dengan lambat dengan gerakan dagu yang besar
6. Berhenti sebentar, tetapi menghisap kembali tanpa rangsanga
Posisi Menyusui yang Salah
1. Terasa nyeri saat dihisap
2. Ada jarak antara dagu bayi dan payudara
3. Dada bayi jauh dari dada ibu, dan mungkin posisi menghadap langit-langit
Masalah dan Solusi Menyusui
Ibu jangan panik saat di awal kelahiran ASI tidak keluar, atau saat proses menyusui ASI berkurang. Asalkan ibu tetap berusaha dan berpikir positif, ASI akan tetap cukup untuk anak kita. Saya pernah mengalaminya di awal kelahiran. Kebetulan rumah sakit tempat saya melahirkan tidak melakukan IMD pasca oprasi caesar, jadi saya cukup panik ketika ASI tidak keluar dan puting terbenam, padahal bayi saya sudah kelaparan. Untungnya dukungan dari suami cukup membantu untuk terus merangsang payudara memproduksi ASI.
1. ASI Berkurang
Penyebab prosuksi ASI berkurang adalah karena tidak langsung disusukan atau ASI tidak diperah. Jika payudara dibiarkan tetap penuh, maka akan terbentuk Prolacting Inhibiting Factor (PIF) yaitu zat yang menghentikan pembentukan ASI.
Jadi, bagaimana cara meningkatkan produksi ASI? Berpikirlah positif! Pikirkan tentang bayi ibu, ingat-ingat suaranya, kalau perlu rekam supaya saat memerah ASI ibu bisa merasakan kehadiran sang bayi. Rasa percaya diri ibu juga dibutuhkan untuk produksi ASI yang melimpah.
2. Puting Susu Datar Atau terbenam
Hal ini biasanya terjadi setelah bayi dilahirkan. Cara mengatasinya adalah dengan langsung menyusui bayi secepatnya setelah lahir. Susui bayi sesering mungkin yaitu 2 jam sekali, hal ini akan menghindarkan payudara terisi penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu. Usaha yang berikutnya adalah memijat payudara dan keluarkan ASI secara manual sebelum menyusui. Selain itu juga bisa menggunakan pompa ASI yang efektif untuk mengeluarkan puting susu saat menyusui.
3. Puting Susu Nyeri
Hal ini biasa terjadi pada awal menyusui dan biasanya akan hilang saat ASI sudah keluar. Cara mengatasi ras nyeri pada puting adalah dengan memastikan posisi menyusuin benar. Mulailah menyusui dari puting yang tidak sakit. Segera setelah meyusui, keluarkan sedikit ASI lalu oleskan pada puting yang sakit dan biarkan mengering. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun dan usahan agar puting tidak lembab.
4. Puting Susu Lecet
Puting yang lecet bisa terjadi karena posisi menyusui yang salah atau karena Thrush (Candidates) atau Dermatitis. Untuk mengatasinya, ibu perlu mengetahui apa penyebabnya. Obati penyebabnya dan perhatikan cara menyusui yang benar. Bila sangat menyakitkan, untuk sementara berhenti menyusui pada payudara yang sakit sampai lukanya sembuh. ASI pada payudara yang lecet dikeluarkan dengan cara manual (tidak pakai pompa) agar ASI tetap diproduksi. Berikan ASI tersebut pada bayi dengan menggunakan sendok, jangan menggunakan dot agar anak tidak bingung puting. Setelah luka membaik, mulailah menyusui dalam waktu yang singkat. Bila sakit lebih dari seminggu, segera periksakan diri ke Puskesmas atau layanan medis terdekat.
5. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama (2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri karena bertambahnya aliran darah bersamaan dengan ASI yang mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab lain adalah posisi mulut bayi pada puting ibu yang salah, produksi ASI berlebihan, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang dan waktu menyusui yang terbatas.
Cara mengatasi payudara bengkak adalah dengan menyusui bayi semau dan sesering mungkin tanpa jadwal dan batas waktu. Bila bayi susah menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa. Kompres payudara dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit, lakukan pijat payudara, pijat leher dan punggung. Setelah menyusui kompres air dingin untuk mengurangi pembengkakan.
Nah, itu adalah permasalahan yang banyak dihadapi oleh ibu menyusui. Jadi buat ibu-ibu jangan panik dulu bila mengalami masalah-masalah tersebut, cari penyebabnya dan tetap yakin ibu bisa menyusui hingga anak berusia 6 bulan atau bahkan sampai 2 tahun.
Untuk ibu yang bekerja, sebaiknya mulai menabung ASI satu bulan sebelum masuk kerja. ASI dapat disimpan di lemari es selama 3 hari dan di freezer selama 3 bulan. Perah ASI selama 3 jam sekali di tempat kerja dan simpan di cooler box.
Well, sampai di sini saja pembahasan tentang ASI yang bisa saya sampaikan. Selanjutnya saya akan bahas tentang MPASI di part II ya, agar tidak terlalu panjang dan bisa fokus pembahasannya. Sekian dan Selamat Meng-ASI-hi ibu-ibu!