Buku

Review Buku Sepatu Terakhir: Keluar dari Zona Nyaman

Mungkin kalian semua
pernah merasakan ini. Perasaan dimana kalian merasa cukup dengan apa yang
dipunya, Perasaan tak ingin merubah suatu apa pun karena takut akan sengsara,
takut kehilangan, takut tidak bahagia, hingga tanpa kita sadari perasaan
tersebut menyebabkan kita tidak berkembang ke arah yang lebih baik. Kita tetap
di level yang sama, padahal orang lain sudah naik level. Itulah “Zona Nyaman”.
Zona yang paling berbahaya, tapi kebanyakan orang tidak menyadarinya.
Seringkali kita terlena bila sudah berada di posisi tersebut. Padahal
seharusnya kita merasa terlecut untuk memikirkan langkah apa selanjutnya agar
tidak begitu-begitu saja.

Buku Sepatu
Terakhir, sebenarnya menceritakan tentang Pak Marwan seorang pengrajin sepatu
yang tersohor di kampungnya, tepatnya di Kota Blitar. Ia tiba-tiba memutuskan
untuk pensiun dari pekerjaan yang telah digeluti selama berpuluh-puluh tahun.
Pekerjaan yang sangat dicintainya bahkan ketika hidupnya terasa sulit.

Keputusan itu
berdampak luas, tidak hanya pada orang-orang terdekat, tapi juga pada seluruh
pengrajin sepatu yang biasa menjiplak model sepatunya. Para pelaku usaha sepatu
loyo, karena pengrajin panutan mereka berhenti berproduksi. Sebelum memutuskan
untuk berhenti total, berkat pengaruh anaknya dan tiga orang karyawan setianya,
Pak Marwan merencanakan untuk membuat sepatu terakhir. Sepatu dengan kualitas
terbaik yang pernah ia buat.

Apakah sepatu itu akan dijual dengan harga tinggi?
Jawabannya adalah tidak. Pak marwan akan memberikannya secara gratis pada orang
terpilih yang sebelumnya telah melaui proses sleksi. Syaratnya hanya satu,
orang terpilih tersebut harus menceritakan pengalaman hidupnya selama memakai
sepatu terakhirnya tersebut. Bila memang merasa tidak membutuhkan sepatu itu
lagi, pemilik boleh memberikannya pada orang lain. Tidak boleh dijual.

Sepatu terakhir Pak
marwan berkelana, menyuguhkan cerita pengalaman hidup pemiliknya yang
menakjubkan. Sepatu yang bernama Tom Wittaker itu seakan menjadi titik balik
bangkitnya seseorang dari keterpurukan, seakan menyaksikan perubahan
orang-orang yang dibuka mata hatinya agar terus melakukan kebaikan dan tidak
pernah menyerah akan kerasnya kehidupan.

Tom Wittaker akan
membawa kamu menyelami kehidupan Mat Balon, mengajak naik gunung untuk menemui
seorang pejuang pendidikan, sampai ke kota Ponorogo untuk mendengarkan kerasnya
kehidupan sang mantan preman. Kalau kamu penasaran dengan ceritanya, silahkan baca
novel ini, yang merupakan novel unggulan lomba novel republika tahun 2012 karya
Toni Tegar Sahidi. Saya beli buku ini di loakan, ternyata ceritanya lumayan
keren dan menginspirasi. Awalnya agak males lihat tebalnya 310 halaman, tapi
setelah dibaca ternyata buku ini cukup membuat saya penasaran, terutama pada
alasan mengapa Pak Marwan ingin pensiun membuat sepatu.

Pesan yang ingin
saya sampaikan dari buku ini adalah “Jangan takut akan perubahan. Keluar
dari zona nyamanmu, agar kamu tidak menyesali betapa banyak waktu yang terbuang
karena terlena oleh sesuatu yang sebenarnya membuatmu tak berkembang”
.

Selamat Membaca

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *