Uncategorized

Takdirku adalah yang Terbaik Untukku

*Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, ini hanyalah rangkuman dan ulasan dari
ceramah Ustad Ali Jaber ditambah contoh dan pengalaman pribadi. Klik Link
Youtube nya di sini.

boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh
Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah
: 216)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, takdir adalah ketetapan atau
ketentuan Tuhan. Dalam Islam, kita meyakini Takdir sebagai iman yang ke 6,
yaitu iman kepada qada’ dan qadar. Pengertian Qada menurut istilah adalah
segala ketentuan atau keputusan Allah SWT terhadap mahluk-Nya sejak zaman azali.
Qadar adalah perwujudan dari qada yaitu ketetapan Allah SWT yang telah terjadi.

Surat
Al-Baqarah ayat 216 di atas menjelaskan bahwa Allah
Maha Tau atas segala sesuatu sedangkan kita tidak, namun terkadang
sebagai manusia, kita suka sok tau dan terlalu percaya diri dengan suatu
pilihan.

Contoh kasus: Si Sinta lagi jatuh cinta sama seseorang. Secara dia tipe idaman banget, udah pinter, pantes juga buat gandengan kondangan, pinter ngaji dan lain sebagainya. Terus saking ngebetnya, akhirnya si Sinta berdoa:

“Ya Allah, dekatkan dia
dengan aku. Jangan dekatkan dengan orang lain,
please…” 

Nah,
ini yang dimaksud dengan terlalu percaya diri. Apakah yang kita sukai
sudah pasti yang terbaik untuk kita? Kita tidak pernah tau. Seperti
contoh si Sinta, bisa jadi cowok yang dia suka ternyata homo, atau ternyata dia memiliki
penyakit mematikan, atau mungkin ternyata dia jahat pada saudara dan orang tuanya, dll. Allah bisa
saja mengabulkan apa saja yang kita minta, tapi jangan mengeluh apabila dikemudian hari  tidak mendapatkan kehidupan seperti yang kita
inginkan.
Jadi mungkin lebih baik bila kita berdoa seperti ini;

“Bila memang Dia yang terbaik untuk
kehidupan dunia dan akhiratku, maka mudahkan dan dekatkan. Tapi kalau tidak,
jauhkanlah, kuatkanlah imanku, dan pertemukan aku dengan seseorang yang terbaik
dari sisi-Mu”.

Contoh kasus nyata yang disampaikan oleh Ustad Ali Jaber, adalah cerita tentang
seseorang yang sangat menginginkan anak. Beliau mohon didoakan untuk memiliki
keturunan. Ustad mendoakan kalau keturunan itu baik semoga segera diberikan
oleh Allah, tapi kalau tidak semoga mendapat ganti yang lebih baik. Orang
tersebut tidak mau, dia ingin didoakan segera mendapatkan keturunan.
Akhirnya setelah didoakan, tak lama kemudian istrinya hamil dan melahirkan
anak kembar, namun dua-duanya cacat. Kemudian orang tersebut bilang “Kalau
begini mending tidak usah punya anak…”. Hmm, no coment.

Pengalaman pribadi saya adalah tentang pekerjaan. Dulu waktu masih jadi
jobseeker, saya mengikuti tes di sebuah perusahaan yang sangat saya
inginkan. Setelah tes, saya pasrah aja sambil berdoa  bila
memang ini yang terbaik, semoga Allah
memberi kemudahan lolos tes. Bila memang tidak baik untuk kehidupan
dunia dan
akhirat, semoga Allah memberikan kekuatan dan petunjuk agar saya
mendapatkan
yang terbaik. Ternyata Allah tidak mengijinkan saya lolos. Sempat kecewa
sih, tapi inget sama doa yang sudah di sebutkan tadi, akhirnya saya
mencoba berfikir positif, bahwa Allah memiliki pilihan lain yang lebih
baik. Alhamdulillah, saya tidak menyesal, meski harus melalui
berbagai proses hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan saat ini. Tak
beberapa lama setelah itu, teman
saya yang berhasil lolos di perusahaan tersebut mengeluhkan sistem kerja
yang
dianggap tidak barokah meski gajinya besar.


Mengutip dari Ustad Ali Jaber ” Yakini dan percaya,
bila Allah memberikan kemudahaan, berarti itu adalah pilihan-Nya. Bila kita
sudah memilih, jangan sampai disalah gunakan. Jadikan apa pun yang diberikan
oleh Allah bermanfaat dan berguna bagi orang lain.”

Nikmati kehidupan ini apa adanya karena  kita sudah diberikan yang terbaik. Ada tiga nikmat
yang tidak bisa di beli, yaitu:

  1. Nabi yang terbaik, Muhammad SAW
  2. Kitab yang terbaik, Al Quran, dan
  3. Agama yang terbaik, agama Islam

Orang yang terkaya bukanlah yang bergelimang harta, tapi Rasul
menggambarkan orang yang terkaya adalah orang yang memiliki 3 hal berikut ini:

1.      
Bangun subuh sehat wal’afiat.

2.      
Aman

3.      
Memiliki rizki yang cukup hari ini.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dan dibedakan tentang Takdir, yaitu:

  1. Takdir Kauni, adalah  takdir yang kita tidak bisa ikut campur tangan di dalamnya, Ex: kematian, sakit,
    rizki, dll
  2. Taqdir Syar’i adalah takdir yang memiliki pilihan baik untuk ibadah maupun maksiat.

Tanamkan kepercayaan di hati dengan berbaik sangka. Apa pun yang datangnya
dari Allah, ucapkan Alhamdulilah agar hati menjadi tenang. Baru setelah itu ucapkanlah innalillah. 

Setiap
bencana yang menimpa di Bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya
telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuuz) sebelum kami mewujudkannya.
Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. [QS Al Hadid (57): 22]

Agar
kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak
pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. 
[QS Al Hadid (57): 23]

Jangan putus asa terhadap sesuatu yang kita inginkan tapi sudah berlalu. Wallahu A’lam (Allah lebih menyetahui apa
yang tidak kita ketahui).

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *