Tentang MP ASI: Jadi Ibu Cerdas, Menyaring Informasi Viral
![]() |
www.healthiermummy.com |
Jaman sekarang sudah berbeda dengan dulu ya, banyak ibu-ibu yang sudah aware dengan pola asuh dan asupan nutrisi terbaik untuk anaknya. Ibu-ibu jaman now pun bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang masalah parenting di internet, terutama media sosial.
Semakin banyak informasi yang tersebar, ibu juga ditantang untuk semakin jeli dalam memilih dan memilah informasi yang benar atau hanya ikut-ikutan. Karena siapa pun bisa menulis dan menyebarkan informasi tanpa dasar yang jelas, seolah-olah dia ahlinya. Jadi kalau mendapat informasi kita wajib crosschek lagi, darimana sumbernya, apakah ada ahli yang mengatakan demikian, lebih bagus kalau dilengkapi hasil penelitiannya.
Yang sedang marak diperbincangkan ibu-ibu di sosial media adalah tentang ASI Eksklusif (ASIX) 6 bulan dilanjut dengan pembahasan tentang MP-ASI. Banyak teman-teman yang sharing kalau anaknya sudah lulus ASIX 6 bulan, kemudian diberi gelar S1, kalau lulus menyapih satu tahun diberi gelar S2 dan kalau berhasil sampai 2 tahun berhak menyandang gelar S3 atau profesor ASI. Bahkan ada sertifikat yang bisa diedit namanya untuk dishare di medsos. Kalau tentang MP-ASI, banyak yang share tentang MP ASI homemade dengan menu 4 bintang. Terus metode yang lagi nge-trend saat ini yaitu BLW (Baby Lead Weaning), bagi temen-temen yang belum tau BLW boleh cari infonya di internet ya.
Well, selanjutnya saya ingin memberikan tanggapan tentang hal-hal yang lagi viral di kalangan emak-emak tersebut. Untuk gelar ASIX dan menyapih, menurut saya itu sangat bagus. Sisi positif dari gelar-gelar tersebut adalah sebagai penyemangat ibu-ibu dalam memberikan ASIX 6 bulan dan dilanjutkan dengan menyapih sampai dengan 2 tahun. Namun, jangan sampai karena ingin keren-kerenan majang sertifikat S1, S2 dan S3 kita mengabaikan kondisi anak. Misal nih, ASIX memang sebaiknya diberikan setelah 6 bulan, tapi perlu diperhatikan kalau ternyata anak kita malnutrisi karena kualitas ASI ibu yang jelek, atau karena salah cara menyusuinya, atau karena ada penyakit yang menyertai. Ibu juga harus aware akan hal itu.
Baca juga: ASI Tidak Keluar? Jangan Panik Bun!
Merujuk pada perkataan dr. Tiwi, Sp. A dalam video yang diunggah di youtube, MP ASI itu diberikan antara 4-6 bulan. Baiknya enam bulan, tapi kalau ternyata BB bayi terus merosot sebelum usia 6 bulan, ibu perlu mengevaluasi penyebabnya. Kalau penyebabnya adalah ASI yang kurang, tapi si ibu tetap maksa ingin ASIX ya siap-siap saja anaknya mal nutrisi. Maka pada kasus seperti ini diperlukan MP ASI dini.
Tentang MP ASI, saya baru menemukan informasi yang ternyata tidak benar tapi sangat viral dikalangan ibu-ibu. Yaitu tentang menu tunggal untuk 14 hari pertama. Menurut dr. Meta Hanindita Sp. A dalam tulisan di blognya (klik di sini) , ditulis bahwa tidak ada aturan tentang menu tunggal 14 hari itu dalam WHO. Terus, ibu-ibu ini dapat info dari mana ya? Padahal menu tunggal inilah yang bikin BB anak merosot bahkan sampai defisiensi zat besi. Nah, Itulah bahayanya ikut-ikutan tanpa menelaah sumbernya.
Sejak anak saya Aisyah menginjak usia 5 bulan, saya mulai deg-degan karena sebulan lagi dia akan memulai MP-ASI pertamanya. Tapi kok setelah diperhatikan, BB (berat badan) Aisyah kok nggak naik-naik ya. Biasanya selalu ada peningkatan yang signifikan. Di sini saya mulai kawatir. Apalagi anaknya sudah aktif sekali belajar merangkak.
Lagi-lagi saya mendapat banyak pencerahan tentang MP ASI di blog dokter Meta, dalam tulisannya beliau katakan bahwa sebenarnya MP ASI boleh diberikan bila anak sudah ada tanda siap makan. Apa saja tanda anak siap makan?
– Sudah tegak kepala
– Sudah bisa duduk dengan bantuan
– Menunjukkan ketertarikannya dengan makanan. Misalnya Kalau ada orang makan, ia ikut mengecap.
Aisyah sudah memiliki semua tanda itu. Oke baiklah, sekarang saya sudah yakin untuk segera memberi Aisyah MP ASI. Kemudian saya galau masalah menu MP ASI nya. Setelah tau bahwa menu tunggal selama 14 hari hoax belaka, tentunya saya nggak akan mengikuti resep menu-menu yang tersebar di internet dong. Akhirnya saya bertanya pada teman saya yang seorang bidan. Dia menceritakan pengalaman anaknya yang sudah diberi makan usia 5,5 bulan. Sebelum memberi makan dia sudah berkonsultasi pada dokter juga sharing pengalaman dengan teman-teman sekitarnya. Inilah hasil sharingnya:
– dokter menyarankan untuk memberi alpukat dicampur ASI / Susu formula kemudian diblender.
– Diberikan sehari sekali saja. Nanti dilihat BAB anaknya, apakah baik-baik saja atau tidak. Bila ternyata BAB nya bermasalah, itu berarti pencernaannya masih belum kuat. Sebaiknya hentikan dulu sehari atau dua hari lalu coba lagi.
– setelah alpukat, baru pisang, lalu usia 6 bulan beri bubur homemade atau instan dengan gizi yang seimbang.
Nah, ini baru masuk akal ya. Tentang makanan bayi homemade atau instan, informasinya juga ditulis oleh dokter Meta di sini. Tulisan itu membuat saya jadi pro sama bubur instan. Hehe. Baru-baru ini saya menemukan tulisan panjang di fb yang membahas tengang MP ASI home made atau pabrikan. Penulis memaparkan banyak hal seperti ahlinya. Intinya dia pro sama MP ASI homemade. Setelah saya lihat latar belakangnya, yaelah… lulusan ekonomi yang jadi konsultan laktasi di sebuah situs web. Nyambung gak sih kira-kira? Terus kalian lebih percaya sama orang yang sekedar berpendapat dan comot sumber sana sini atau dokter anak yang memang sudah ahli di bidangnya?
Kondisi setiap anak itu beda-beda, tidak bisa disama ratakan. Orang tualah yang paling tau tentang kondisi anak. Jadi kalau ada apa-apa dengan anak, pikirkanlah anaknya jangan sekedar ikut-ikutan. Sebagai ibu-ibu jaman now, hendaklah kita selektif dalam mencerna informasi. Cari sumbernya sebelum mempraktekkan, atau langsung datang pada orang yang memang kompeten di bidangnya.
Sekian sharing saya, semoga bermanfaat ya… thank you!